Sabtu, 05 Mei 2012

Random (part 2)

Aku.
Aku terseyum dalam sedih, tertawa dalam tangis, bercanda dalam sakit, semangat dalam rapuh. Tidak banyak yang tau seperti begitulah aku sekarang. Kacau. Berantakan. Penuh dengan kemunafikan. Berkata tidak padahal iya, berkata iya padahal tidak. Mencoba menahan, tapi terkadang tak tertahan. Aku sudah menahan mati-matian bendungan air mata itu, tapi ada saatnya aku tidak bisa menahannya lagi. Karenanya 'ku biarkan saja mengalir. Tidak perlu diredam. Tidak usah disangkal. Menangis bukanlah cengeng. Menangis meredakan sakit, meskipun tidak mengubah keadaan.

Aku.
Aku bisa diibaratkan sesosok badut. Badut yang tulus untuk menghibur orang sekitar. Iya, yang orang sekitar tau badut selalu tersenyum dengan segala kekonyolannya. Tapi apakah orang sekitar tau? Didalam sesosok badut ada seorang manusia yang punya perasaan? Yang tetap tersenyum walau ditertawakan, tetap bersabar walau dijadikan bully-an, dan masih tetap bertahan walau direndahkan. Dia merelakan perasaannya, mengecilkan egonya, dan menurunkan harga dirinya hanya untuk kesenangan orang sekitar. Tapi badut hanyalah seorang manusia biasa yang memiliki perasaan, suatu saat dia juga bisa lelah dengan orang sekitar. Tapi apakah orang sekitar pernah berpikir itu? Mungkin beberapa iya. Atau mungkin tidak ada sama sekali? Entahlah.

Aku.
Aku mencoba menerima dan menjalani dengan diam. Diam! Sakit namun ikhlas. Luka tapi akhirnya pasrah. Saat beberapa kawan terkadang berubah menjadi seperti lawan.

Aku.
Aku terkadang merasa sendiri didalam kebersamaan, merasa sepi ditengah keramaian. Kawan-kawan ada, tapi terkadang seperti tak terlihat karena tertutupi oleh perbedaan. Mereka ada didekat tapi terasa jauh. Mereka mencoba memahami tapi terkadang terasa memaksakan. Mereka memberi solusi tapi terasa menjerumuskan. Entah bagaimana jalan pikiran 'ku sekarang.

Aku.
Terhitung dari hari ini. Aku berhenti berharap. Aku berhenti menunggu. Aku berhenti mengusikmu. Dan terhitung dari hari ini. Aku memulai mencintaimu dalam diam. Aku memulai merindukanmu dalam sepi. Aku memulai bertahan dengan rasa ini. Tanpa mereka, dia, dan kamu mengetahuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar